Secara khusus para peneliti mengatakan bahwa jika dibandingkan dengan otak orang normal, belahan otak kiri dan kanan milik fisikawan asal Jerman itu terhubung satu sama lain. Artinya, struktur otak itu membuat antara saraf stau dengan lainnya dapat lebih mudah untuk berkomunikasi dengan baik.
Oleh karena itu, para ilmuwan dari Florida State University di Amerika Serika (AS) menyimpulkan bahwa komunikasi interhemispheric dalam otak Enstein cukup mengesankan. Terlebih, setelah mereka mempelajari anatomi corpus callosum-nya secara lebih mendalam.
Adapun yang dimaksud corpus callosum adalah bundel besar dan serat saraf di bawah korteks yang menghubungkan satu belahan otak dengan yang lainnya.
Bila dibandingkan dengan corpus callosum seseorang yang berusia muda atau tua, struktur dalam otak Einstein jelas berbeda. Di mana terlihat bahwa saraf itu dikemas dengan subdivisi yang lebih tebal, sebagaimana bisa dilihat dan dijelaskan dalam tautan ini.
“Studi ini benar-benar menangkap bagian terdalam otak Einstein, di mana membuat kita dapat memahami informasi permukaan otak sang jenius,” ungkap antropoloh evolusi dari Florida State University Dean Falk, seperti dikutip dari situs Natmonitor.
Sehingga, para peneliti mengungkapkan bahwa anatomi otak yang tidak biasa ini menjadi alasan mengapa Albert Einstein memiliki kejeniusan di atas rata-rata.
Kalau ada pertanyaan atau anda suka dengan "Mengapa Albert Enstein Begitu Jenius" di atas silahkan masuk pada kolom komentar di bawah. Thanks.
;((
BalasHapus